Membangun Psikologi Pembelajaran Matematika

Dalam perjalanan sejarahnya yang singkat, psikologi telah didefinisikan dalam berbagai cara. Secara etimologis “Psikologi” berasal dari bahasa Yunani: Psyche dan logos. Psyche artinya jiwa dan logos berarti ilmu. Dalam bahasa Arab, psikologi disebut dengan “Ilmu an Nafsi”. Yang belakangan kemudian dikembangkan menjadi satu ilmu bernama “Nafsiologi”. Dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan “Ilmu Jiwa”. Sedangkan para ahli psikologi terdahulu, mendefinisikan bidang mereka sebagai “suatu kegiatan mental”. Dengan berkembangnya aliran behaviorisme tahun 1930-an sampai 1960-an yang menekankan pada studi yang dapat mengukur fenomena secara objektif, maka psikologi didefinisikan sebagai “studi mengenai perilaku”. Namun setelah Psikologi kognitif dan fenomenologis menyusul perkembangan tersebut, maka definisi psikologi sekarang mencakup acuan mengenai “studi mengenai proses perilaku dan mental”. Dari berkembangnya definisi tersebut, dapat didefinisikan psikologi sebagai studi ilmiah mengenai proses perilaku dan proses mental. Definisi ini mencerminkan perhatian psikologi terhadap studi objektif mengenai perilaku yang diamati. Definisi ini juga mengakui pentingnya proses mental yang tidak dapat diamati secara langsung. Namun kesimpulan tersebut, tidak terlepas dari beberapa pendapat para ahli tentang definisi psikologi :

· Psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental, termasuk fenomena dan kondisi - kondisinya. Fenomena adalah apa yang kita sebut sebagai perasaan, keinginan,kognisi, berpikiran logis, keputusan - keputusan dan sebagainya. (James,Wiliiam. 1980).

· Psikologi bertugas menyelidiki pa yang kita sebut pengalaman bagian dalam sensai dan perasaan kita sendiri, pikiran serta kehendak kita yang bertolak belakang dengan setiap objek pengalaman luar yang melahirkan pokok permasalahan ilmu alam. (Wundt,Wihelm. 1892)

· Semua kesadaran di mana saja normal atau abnormal, manusia atau binatang merupakan pokok permasalahan yang dicoba untuk dijelaskan oleh ahli psikologi, dan tidak ada definisi ilmu yang sepenuhnya dapat diterima, semua bunyinya kurang lebih sama. (Angell, James. 1910).

· Bagi aliran behaviorisme psikologi merupakan bagian dari ilmu alam yang menekankan perilaku manusia perbuatan dan ucapannya baik yang dipelajari maupun yang tidak sebagai pokok masalah. (Watson.B,John.1919)

· Psikologi biasanya didefinisikan sebagai studi ilmiah mengenai perilaku. Lingkupnya mencakup berbagai proses perilaku yang dapat diamati, seperti gerak tangan; cara berbicara dan perubahan kejiwaan dan proses yang hanya dapat diartikan sebagai pikiran dan mimpi. (George, Milter& Clark, Kenneth. 1970)

· Psikologi merupakan analisis ilmiah mengenai proses mental dan struktur daya ingat untuk memahami perilaku manusia. (Mayer,Richard. 1981)

Dari beberapa definisi yang telah diuraikan diatas, secara umum terdapat 4 teori dalam pembelajaran, yaitu : Teori Behavioristik, Teori Kognitif, Teori Konstruktivistik, dan Teori Humanistik.

1. Teori Behavioristik

Teori belajar behavioristik adalah teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia, memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan (Stimulus-Respon).

2. Teori Kognitif

Teori kognitif mengemukakan proses-proses mental atau pikiran, Bagaimana informasi diperoleh, dipresentasikan dan ditransfermasikan sebagai pengetahuan. Psikologi kognitif juga disebut psikologi pemrosesan informasi.

3. Teori Konstruktivistik

Teori konstruktivistik mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran harus ada kesadaran dari dalam diri seseorang (motivasi intrinsik), tidak hanya sekedar adanya stimulus dari lingkungan.

4. Teori Humanistik

Teori humanistik merupakan teori tertinggi dalam belajar, kenapa dikatakan demikian karena dalam teori ini tujuan dari belajar adalah aktualisasi diri (memanusiakan manusia).

Sebagai seorang calon pendidik khususnya dalam bidang matematika, selain harus mengetahui tentang konsep psikologi secara umum, kita juga harus mengetahui beberapa hal tentang antara lain :

1. Hakekat matematika sekolah

Secara umum pembelajaran matematika di sekolah bertujuan untuk :

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh

d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

2. Hakekat siswa belajar matematika

Sedangkan secara umum hakekat siswa dalam belajar matematika adalah :

a. Belajar sebagai individu

b. Tumbuhnya motivasi

c. Mampu bekerjasama

d. Kontekstual

Kedua hal diatas sangat penting untuk dipahami mengingat telah terjadi perubahan paradigma dalam proses pembelajaran matematika dewasa ini, dari paradigma konvensional menjadi paradigma realistik / PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia). Hal ini juga merupakan salah satu langkah untuk menuju kepada teori pembelajaran konstruktivistik.

Dalam mengkonstruksi psikologi, tidak ada cara yang lebih efektif kecuali dengan terus membaca dan membaca, dengan banyak membaca akan semakin membuka wawasan kita tentang hakekat hidup. Dengan demikian kita akan menjadi semakin matang dan dewasa dalam menghadapi setiap permasalahan yang dihadapi. Kita dapat memandang setiap permasalahan dari sisi lain sehingga tidak terjebak menjadi seorang Determinis, sehingga lebih arif dan bijaksana dalam mengambil keputusan. Kemudian hal yang tak kalah penting dalam membangun psikologi adalah selalu melakukan refleksi, mengingat salah satu ciri seorang yang dewasa adalah mampu melakukan refleksi terhadap dirinya sendiri, kemudian berusaha untuk terus memperbaiki diri. Dengan demikian pengalaman kita akan semakin bertambah, karena pada hakekatnya belajar adalah memperbaiki diri sepanjang hidup (Long life Education).

Comments

Popular posts from this blog

PENGUMUMAN KELULUSAN HASIL TES CPNS 2021

PENGUMUMAN KELULUSAN HASIL TES CPNS 2014 INSTANSI PUSAT (UPDATE 23 JANUARI 2015)

Mylot : Ikut Diskusi dibayar Dollar